Senin, 05 Mei 2008

SA'ID BIN ZAID

Asww.
Mutiara Kehidupan Para Sahabat: Sa’id Bin Zaid; Sosok Pemberani Nan Gagah, Yang Memilki Do’a Makbul

Beliau adalah Sa’id bin Zaid –semoga Allah meridloinya- salah seorang dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, tumbuh di rumah dan keluarga yang tidak merasa asing akan iman, bapaknya bernama Zaid bin Amru bin Nufail yang sudah sejak lama meninggalkan sembahan berhala, dan kembali kepada menyembah Allah dan agama Ibrahim, dimana beliau pernah menyandarkan kepalanya di dinding Ka’bah dan berkata : “Wahai penduduk Quraisy, demi Allah tidak ada seorangpum selain saya yang mengikuti agama nabi Ibrahim”. (Ibnu Hisyam), Sa’id tumbuh yang semenjak kecilnya dengan agama yang suci seperti bapaknya, dan saat mendengar seruan Islam beliaupun segera memeluk Islam, yaitu pada saat Rasulullah saw masuk ke dalam Rumah Al-Arqom bin Abi Al-Arqam, bersama istrinya Fatimah binti Khattab.

Zaid banyak menanggung beban penyiksaan selama berada di jalan Allah, dimana keduanya yang menyebabkan Umar masuk Islam; saat Umar mendatangi rumahnya yang sedang membaca Al-Qur’an bersama Khabbab bin Al-Art, maka Umarpun mengambil Sohifah itu dari keduanya dan membaca isinya, hingga Allah memberikan kelapangan dadanya dan mengiklankan diri untuk masuk Islam.

Sa’id pernah hijrah ke Habsyah, kemudian Madinah, dan Rasulullah saw mempersaudarakan beliau dengan Ubay bin Ka’ab –semoga Allah meridloi keduanya-.

Rasulullah saw pernah mengutus beliau bersama Tolhah bin Ubaidillah untuk mengintai kafilah Quraisy yang pulang dari berniaga, dan saat keduanya melaksanakan tugas terjadilah perang Badar yang berakhir dengan kemenangan untuk kaum muslimin, kemudian keduanya pulang dan Rasulullah saw memberikan kepada keduanya bagian dari harta rampasan perang. Sa’id terkenal dengan keberaniannya dan kegagahannya, dan selalu mangikuti setiap peperangan.

Baliau termasuk seorang yang doanya selalu dikabulkan oleh Allah, diriwayatkan bahwa Arwa binti Uwais telah melakukan kebohongan dengan menuduh beliau merampas sebagian tanah miliknya, kemudian perempuan itu pergi ke Marwan bin Al-Hakam yang saat itu menjabat sebagai gubernur Madinah, dan mengadukan permasalahannya, maka Marwanpun mengutus seseorang kepada Sa’id untuk menghadap kepadanya, lalu Marwan berkata kepadanya : Sesungguhnya wanita ini menuduh engkau telah merampas tanahnya, Sa’id berkata : Bagaimana mungkin saya menzhaliminya sedangkan saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang melakukan kezhaliman sejengkal maka akan ditimpakan kepadanya beban dari tujuh langit”. (Muttafaqun alaih), Marwan berkata : “Jadi engkau harus bersumpah”, Sa’id berkata : “Ya Allah jika wanita ini berdusta, maka janganlah engkau matikan dia kecuali matanya lebih dahulu buta, dan menjadikan kuburnya di sumur kemudian meninggalkan tanah yang diklaim sebagai miliknya kuburannya”. Setelah waktu berjalan, mata Arwa menjadi buta dan selalu dituntun oleh budaknya, dan pada suatu malam dia bangun dari tidurnya sedangkan budaknya belum bangun lalu berjalan dan dirinya tercebur ke dalam sumur yang ada di dalam rumahnya lalu mati dan dijadikan sumur itu sebagai kuburnya.

Sa’id adalah sahabat yang sangat terkenal dikalangan manusia, beliau mencintai mereka dan merekapun mencintainya, dan saat terjadi fitnah dikalangan umat Islam beliau tidak ikut di dalamnya, beliau sangat tekun dalam ketaatan kepada Allah dan beribadah kepada-Nya hingga akhir wafatnya pada tahun 51/52 Hijriyah dan dikuburkan di Madinah Al-Munawwarah.