Rabu, 19 November 2008

Pengorbanan


Asww.
3 x الله أكبر 3 x الله أكبر 3 x
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ هُوَ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًا لِلْمُسْلِمِيْنَ، وَحَرَّمَ عَلَيْهِمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، وَنَزَّلَ الْقُرْآنَ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ، وَهُوَ خَيْرَ النِّعَمِ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مَنِ اصْطَفَى، مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَالاَهُ.
1. أَمَّا بَعْدُ، فَياَ عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Allahu akbar 3x walillahil hamd
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk bisa menghirup udara di pagi hari yang penuh berkah ini; hari yang penuh dengan kemuliaan; hari ketaatan dan pengorbanan.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita, teladan kita, dan uswah kita, Nabi Muhammad saw berikut keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau yang setia hingga hari kemudian.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Hari ini adalah hari Iedul Adha. Hari yang besar, hari yang dirayakan oleh seluruh Ummat Islam di seluruh dunia. Kebesaran hari ini tercermin dalam pelaksanaan ibadah haji di tanah suci dan pemotongan hewan qurban oleh ummat Islam di seluruh dunia. Berkumpulnya jamaah haji di padang arafah seraya menyerukan talbiyah, takbir, tahmid dan tahlil adalah pengakuan sebagai ummatan wahidah. dan egaliter yaitu tiada yang lebih mulia di sisi Allah kecuali ketaqwaannya. Allah berfirman:
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ (27) لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan (al-Haj: 27-28)

Sedangkan penyembelihan hewan qurban yang dilakukan ummat Islam di seluruh penjuru dunia adalah representasi hakikat ajaran Islam yang selalu menanamkan spirit (jiwa) berkorban dalam mengemban amanat Allah sebagai khalifah di planet bumi ini, agar menjadi hambaNya yang mulia di sisiNya. Allah swt berfirman:
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka, dirikanlah shalat Karena Tuhanmu dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (QS al-Kautsar 1-3).


الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Dalam terminologi Islam berkorban merupakan konsekwensi praktis dari iman. Tak seorangpun yang berhak mengklaim dirinya beriman jika pengakuannya tidak menghasilkan pengorbanan
“Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan untuk mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukan mereka ke dalam rahmat (surga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS at-Taubah: 99)
Sebaliknya orang-yang mengaku beriman namun enggan berkorban untuk Allah swt maka imannya berarti mandul kalau tidak disebut palsu. Sejak manusia menyatakan beriman kepada Allah maka sejak itu pula Allah mengujinya dengan berbagai pengorbanan
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS al-Ankabut: 2)
Senada dengan ayat-ayat tersebut Rasulullah saw bersabda seperti hadits tentang dinamika iman dan puncaknya iman
رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad (HR at-Tirmidzi)
Dalam perjalanan sejarah para Rasul dan pendahulu yang shaleh kita dapatkan berbagai teladan pengorbanan hingga tanpa batas. Demikian itu demi meraih kemuliaan bagi bangsa (baca ummat) dan dirinya dunia dan ahkirat.
Abu Bakar misalnya ketika harus berhijrah meniggalkan rumah dan keluarganya maka seluruh simpanan kekayaannya justru diserahkan kepada Nabi untuk membiayai perjuangan. sahabat Suhaib misalnya ketika Nabi sampai di Madinah, maka sebidang tanah satu-satunya yang ia miliki malah ia korbankan agar dibangun di atasnya masjid Nabi. Mus`ab bin Umair adalah contoh lain; yaitu sejak ia beriman kepada Nabi maka ia tinggalkan seluruh kesenangn dunianya, kehidupan hura-hura dan glamornya, kehidupan matrenya dan seluruh kemewahannya dan diganti dengan kesederhanan serta hidup yg lebih bermakna. Pengorbanan khadijah, Ummu Salamah, Ummu Sulaim, Khansa’ dan masih sangat banyak contoh yang lainnya terutama pada diri Nabi besar Muhammad SAW. Semua pengorbanan itu demi meraih kemuliaan bagi ummat, negeri, dan seluruh manusia.

Sekali lagi hari ini kita diingatkan oleh sebuah peristiwa yang amat spektakuler yang diabadikan oleh al-Quran dan selamnya dikenang sebagai teladan dalam berkurban. Yaitu pengorbanan Nab Ibrahim As.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" (QS ash-Shaffat: 102).
Tindakan kedua hamba Allah ini sungguh diluar jangkauan perhitungan manusia biasa. Bagaimana itu mungkin? Seorang ayah yang sedang membara cinta kasihnya kepada anak darah dagingnya. kepadanya seluruh harapan masa depan ditumpukan, pada dirinya estafeta perjuangan menjadi harapan. Seorang ayah yang sedang menyaksikan putra kesayangan sedang asyik bermain, tiba-tiba datang perintah -yang nyaris tidak dipercaya- agar Ibrahim as segera menyembelih putranya yang menjadi dambaan hidupnya itu untuk menjadi korban. Masya...Allah, sungguh hati ini tidak mudah mempercayai apalagi menerima........
Namun ahirnya Nabi Ibrahim as berikut putranya, Ismail as, memenuhi perintah Tuhan berupa pengorbanan dirinya. Kedua hamba Allah ini memang tidak mendahulukan rasionalitas dan egonya dalam mensikapi perintah Allah itu melainkan mendahulukan iman dan nuraninya yang bersih, sehingga mampu mencerna pesan Allah dengan tepat dan benar.
Keduanya melakukan hal itu penuh tawakkal. Demi meraih kemuliaan yang sejati di sisiAllah swt.
Betapa agungnya pengorbanan tersebut! Betapa indahnya kepatuhan dan ketaatan tersebut! Inilah peristiwa yang selalu dikenang sepanjang masa, khususnya setiap kali kita berkurban di hari raya iedul adha ini.
Allah akbar 3 X walillahil hamd

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Pernahkan kita berpikir dan merenung mengapa pengorbanan itu harus dilakukan? Apakah Allah membutuhkannya? Apakah Allah memiliki sifat kejam dan bengis sehingga seorang ayah diminta untuk menyembelih anaknya sendiri? Tentu saja tidak demikian dan maha suci Allah dari seluruh sifat yang tercela. Sebenarnya Allah hanya ingin menguji manusia dan ingin melihat loyalitasnya. Demikian Ibrahim menunaikan seluruh tugas dan ujian dari Allah dengan sempurna. Karena itu Nabi Ibrahim memperolah berbagai kemuliaan dari Allah swt. Ibrahim dikokohkan oleh Allah sebagai Imam (pemimpin) bagi seluruh manusia, dan juga keturunannya.
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا
“Ingatlah ketika Tuhan memberikan sejumlah ujian kepada Ibrahim dan Ibrahim berhasil menunaikan ujian tersebut secara sempurna. Ketika itu Dia berkata, “Aku akan menjadikanmu sebagai imam bagi seluruh manusia.” (QS al-Baqarah: 124)
Sebagaimana ia memperolah pengokohan dari Allah sebagai sosok muslim yang sejati.

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus dan muslim (berserah diri kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik (QS Ali Imran: 67)
Selanjutnya Ibrahim as mendapatkan kelapangan, pertolongan, kemudahan hidup dan menjadi panutan di sepanjang masa. Itulah berbagai bentuk kemuliaan yang Allah berikan kepada hamba-Nya manakala ia menunjukkan pengorbanan untuk-Nya.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Bila kita mencermati kehidupan bangsa dan ummat saat ini, maka dengan jujur kita akan mengatakan bahwa kondisinya sedang sakit. Hampir di semua tatanan sosial, ekonomi, budaya, pertahanan, keamanan, pendidikan, politik apalagi birokrasi bahkan hingga iklim yang menyelimuti kita, semua itu masih amat memprihatinkan ditambah berbagai bencana alam yang terus silih berganti. Inilah penyebab utama mengapa negara yang kaya raya akan berbagai tambang dan hasil minyak bumi dan kekayaan lainnya tidak mampu mensejahterakan bangsanya dan justru kian hari kehidupan dirasa kian sulit dan memberatkan.

Sebagai orang yang beriman tentu dengan mudah melihat realita yang demikian. Allah swt sesungguhnya Maha Rahman dan Rahim karenanya tidak akan melakukan hal-hal yang dapat menyulitkan dan merusak kehidupan hambaNya. Namun disisi lain Allah menentukan aturan dan pranata kehidupan dan alam yang harus diikuti jika dilanggar pasti menimbulkan kesengsaraan dan atau kebinasaan itulah yang disebut hukum alam oleh sebagian manusia. Jadi segala yang timbul dalam kehidupan tidak lebih dari akibat ulah dan tindakan manusia itu sendiri. Allah swt berfirman:"

41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Rasulullah bersabda:”tidak ada perbuatan dosa yang patut dipercepat azabnya di dunia dan akhirat daripada dosa memecah belah persaudaraan, khianat dan kedustaan”. ( HR Abu Dawud dan shahih menurut al-Bani )

Ulah tangan manusia itu adalah enggannya berkorban untuk kebaikan dan kemuliaan karena pengorbanan dalam pemahaman salaf saleh tidak hanya menyumbangkan hal-hal yang biasa-biasa nilainya melainkan melepaskan darinya hal-hal yang berharga dan atau bernilai yang dia miliki atau dia kuasai atau dia nikmati atau dia cintai untuk meraih keridhaan Allah. Maka belum disebut pengorbanan jika seorang penguasa mengucurkan kepada rakyat dana APBN/APBD, justru disebut pengorbanan bila dia mampu memastikan dirinya dan seluruh birokrasi yang dibawahnya bersih dari segala tindakan yang berbau korupsi karena korupsi telah menjadi hoby (baca kebiasaan) sejumlah birokrat sedangkan pengucuran dana APBN/D adalah kewajiban semata. Sebagaimana belum terhitung berkorban bila seseorang mensedekahkan Rp100.000 dari hartanya yang ratusan juta. Namun justru disebut berkorban bila seorang hanya memiliki uang Rp 100. 000 namun dia telah bersedekah walau hanya RP 10.000 saja karena yang kedua telah mengorbankan sejumlah yang sangat bernilai baginya berbeda dengan yang pertama dia tidak merasa kehilangan yang sangat bernilai baginya.

Demikian pula bangsa dan negeri kita sedang membutuhkan uluran pengorbanan yang sejati sebagai buah dari keimanan dan sebagai sarana meraih keridhaan.
Allah swt berfirman

92. Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.(al-Imran:92)

Ayat ini menegaskan kepada kita betapa kebaikan dan kesejahteran (al-bir) hanya dapat diraih melalui pengorbanan.

Bangsa Indonesia meraih kemerdekan setelah bangsa ini mengorbankan hah-hal yang termahal mulai harta, kekuasaan, posisi, kedudukan, anak, istri bahkan jutaan jiwa. Demikian pula untuk meraih kemerdekaan ekonomi sosial budaya pendidikan dan lain-lainnya dibutuhkan pengorbanan dari seluruh komponen bangsa mulai dari para pemegang kebijakan negara ini diikuti seluruh jajaran yang dibawahnya hingga rakyat jelata. Tidak dapat dipungkiri bahwa di sana sini masih kita temukan orang-orang yang patut diacungkan jempol dalam berkorban untuk bangsa dan negeri ini baik dari jajaran eksekutif maupun legislatif namun masih amat sedikit. Oleh karenanya gerakan berkorban tentu tidak hanya berhenti pada memotong kambing atau sapi dan sejenisnya. Melainkan berkorban dengan memangkas hawa nafsu serakah, menghentikan kebiasaan korupsi, menjauhkan kebiasaan buruk, menghentkan minuman-minuman keras dan narkoba dan mengisolasi anasir –anasir jahat dari tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat dan sejenisnya tidak kalah pentingnya.

Dalam pengorbanan dibutuhkan kepeloporan dan keteladanan tidak cukup hanya dengan seruan belaka.
Karenanya setiap pemimpin sedianya menjadi contoh terdepan dalam pengorbanan dimanapun posisi kepemimpinannya. Karena itu Rasulullah selalu berada di barisan terdepan dalam pengorbanan dan kebaikan.
Namun faktanya di negeri yang tercinta ini sungguh berbeda illa man rahimahullah. Demikian juga sebagai rakyat kita tidak boleh berputus asa dalam menghadapi bertubi-tubi cobaan karena Allah tidak akan menguji hambanya di luar kemampuannya.

Dalam kaitannya dengan pengorbanan Allah selalu menilai dan mengganjar pengorbanan itu, tidak ada yang sia-sia dari yang kita korbankan untuk kemuliaan dan kesejahteraan. Balasannya begitu tinggi, dan menyenangkan di sisi Allah. Allah berfirman
120. Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri rasul. yang demikian itu ialah Karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik,
121. Dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) Karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.(at-Taubah:120-121).

Seorang penyair berkata:”
ومن طلب العلا من غير كد فقد أضاع العمل فى طلب المحال
Orang yang mencari kemulyaan tanpa pengorbanan
maka dia telah menyia-nyiakan amalnya dalam mencari sesuatu yang mustahil.


245. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.(al-Baqarah:245)

Pemahaman kita tentang perintah berkorban dengan seekor domba, sapi kerbau dll hanyalah simbol akan intisari ajaran Islam bahwa setiap muslim harus memiliki jiwa berkorban demi kemuliaan di sisiNya karena hanya dengan cara berkorban kita dapat mencintai Allah yang maha Kasih, penyayang pencipta dan penguasa alam. jika kita telah dekat denganNya niscaya segala kebutuhan lahir batin dunia dan akhirat menjadi sangat mudah. Rasulullah bersabda:”ketika hamba itu telah menjadi kekasihku maka pandangan, pendengaran, pukulan tangan dan langkah kakinya adalah representasi prilakuKu ( Allah swt)”( HR Bukhori )

Meski demikian Rasulullah amat menekankan proses pembelajaran ini. Dengan berkorban melalui seekor binatang ternak kelak menjadi ummat yang gemar berkorban. Rasulullah bersabda:”
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - { "مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ, فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا" } رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَابْنُ مَاجَه, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ, لَكِنْ رَجَّحَ اَلْأَئِمَّةُ غَيْرُهُ وَقْفَه ُ (3)
Barngsiapa yang mendapatkan kelonggaran rizki kemudian tidak berkorban maka hendaknya tidak mendekati musollaku ( HR Ahmad dan Ibnu Majah)


Allahu akbar 3X walillahil hamd
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Ahirnya Marilah kita bertanya kepada diri kita; apa yang telah kita korbankan dan persembahkan untuk agama dan bangsa kita selama ini?
Apakah kita telah mempersembahkan harta, waktu, perhatian, fisik, raga, dan apa saja yang amat bernilai di jalan Allah?
Seberapa besar pengorbanan tersebut telah kita berikan? Apakah kita telah berkorban untuk kemajuan umat dan bangsa?
Pertanyaan itulah yang harus kita jawab dengan amal-amal nyata dan kontribusi yang maksimal agar umat dan bangsa ini meraih kemuliaan.

Marilah pada hari penuh berkah ini kita berdoa kepada Allah dengan harapan agar Dia mengeluarkan kita semua dari krisis yang multi dimensi dan musibah yang terus silih berganti, dan agar Dia memberikan pertolongan-Nya, serta agar Dia selalu memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita.
اَللّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعَا إِلَى اللهِ بِدَعْوَةِ اْلإِسْلاَمِ وَمَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّةِ رَسُوْلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ اِلى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَخْلَعَ مَنْ يَفْجُرُكَ.
اَللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّى وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ.
اَللَّهُمَّ عَذِّبِ الْكَفَرَةَ الذِّيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَاءَكَ.
اَللَّهُمَّ أهْزِمْهُمْ ودَمِّرْهُمْ، وَمَـزِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ، وَاجْعَلْ تَدْمِيْرَهُمْ فِي تَدْبِيْرِهِمْ.
اَللَّهُمَّ أهْزِمْ جُيُوْشَ الكُفَّارَ المُسْتَعْمِرِيْنَ، أَمْرِيْكَا وَبِرِيْطَانِيَا وَحُلَفَاءِهَا المَلْعُوْنِيْنَ.

Ya Allah, kami memohon pertolongan-Mu, meminta ampunan-Mu. Sekali-kali kami tidak akan mengkufuri-Mu. Kami sepenuhnya iman kepada-Mu, dan berlepas diri dari siapapun yang durhaka kepada-Mu.
Ya Allah, hanya kepada-Mulah kami mengabdi, beribadah dan sujud. Kepada-Mulah kami berlari dan menuju. Kami mendambakan rahmat-Mu, dan takut akan adzab-Mu. Sesungguhnya adzab-Mu yang sungguh-sungguh ditimpakan kepada kaum Kufar itu juga pasti akan ditimpakan kepada yang lain.
Ya Allah, adzablah orang-orang kafir yang telah menghalangi jalan-Mu, mendustakan para rasul-Mu, dan membunuhi para pembela-Mu.
Ya Allah, kalahkanlah mereka, hancurkanlah mereka, cerai-beraikanlah persatuan mereka, dan porak-porandakanlah kesatuan mereka. Jadikanlah rencana jahat mereka itu sebagai pembawa kehancuran mereka.
Ya Allah, kalahkanlah pasukan kaum Kufar penjajah, Amerika, Inggeris dan sekutu mereka yang terlaknat.

اَللَّهُمَّ مَلِكَ الْمُلْكِ تُعْطِي المُلْكَ مَنْ تَشَاءُ، وَتَنْزِعُ المُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ، وتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةَ الْخِلاَفَةَ الرَّاشِدَةَ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيِّكَ، تُعِزُّ بِهَا دِيْنَكَ وَتُذِلُّ بِهَا الكُفْرَ وَطُغْيَانَهُ.
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا وَانْصُرْ إِخْوَانَنَا وَانْصُرْ مَنْ يَنْصُرُنَا وَاجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنَ الْعَامِلِيْنَ المُخْلِصِيْنَ لإقَامَةِ شَرِيْعَتِكَ وَالخِلاَفَةِ الرَّاشِدَةِ عَلَى مِنْهَاجِ نَبِيِّكَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ.
Ya Allah, Maha Raja diraja, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki, Engkau ambil kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapasaja yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinadinakan siapa saja yang Engkau kehendaki. Di dalam genggaman-Mulah seluruh kebaikan. Karena Engkaulah Dzat yang Maha Kuasa atas segalanya.
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu negara Khilafah Rasyidah yang mengikuti sunnah Nabi-Mu. Dengannya Engkau muliakan agama-Mu, dan Engkau hinakan kekufuran dan seluruh anteknya.
Ya Allah, tolonglah kami; tolonglah saudara-saudara kami; tolonglah siapa saja yang menolong kami. Jadikanlah kami dan mereka sebagai para pejuang yang ikhlas untuk menegakkan syariah-Mu, dan Khilafah Rasyidah yang mengikuti sunnah Nabi-Mu. Dengan rahmat-Mu, duhai Dzat yang Maha Pengasih, duhai Sebaik-baik Penolong.

وصَلِّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ، وَآخرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ g>